Pages

Monday, December 5, 2016

Gombengsari, Kalipuro, Banyuwangi

Gombengsari adalah kelurahan di kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Kelurahan Gombengsari terdiri dari 5 Lingkungan, 11 Rukun Warga (RW) dan 42 Rukun Tetangga (RT)
  • Lingkungan Gombeng
  • Lingkungan Kacangan Asri
  • Lingkungan Kaliklatak
  • Lingkungan Lerek
  • Lingkungan Suko
Kelurahan ini terletak di barat Kelurahan Banyuwangi. Karena berstatus kelurahan di luar Kecamatan Kota, maka Kelurahan Gombengsari dianggap sebagai wilayah penyangga Kota Banyuwangi. Kelurahan ini adalah wilayah binaan dari PT Pelabuhan Indonesia III, karena banyak kerajinan anyaman dan kerajinan lain yang dihasilkan dari wilayah ini. 

Wilayahnya terdiri dari pemukiman warga, lahan pertanian dan perkebunan. Pemukiman warga dapat ditemui di Lingkungan Gombeng dan Lingkungan Suko. Pemukiman warga di Lingkungan Gombeng terdiri dari rumah-rumah yang berhimpitan dan terkonsentrasi di pinggir jalan desa. Sedangkan di Lingkungan Suko, pemukiman warga seperti umumnya perumahan di perkebunan yang terpisah-pisah.

Lahan perkebunan warga banyak ditanami kopi, sedangkan lahan pertaniannya ditanami padi dan kelapa. Jalanan desa ini pada tahun 2015 sudah cukup baik. Terdapat persimpangan tiga dengan tugu yang dibangun Kementerian Sosial di tengah-tengah persimpangan. 

Persimpangan ini mengarah ke Lingkungan Suko dan satunya lagi mengarah ke Perkebunan Kaliklatak. Kantor Lurah Gombengsari terletak di pojok persimpangan tersebut, tepatnya di jalan yang mengarah ke Perkebunan Kaliklatak. Lingkungan Suko sendiri memiliki wana wisata yang kerap digunakan sebagai tempat kemah.

Berdasarkan data tahun 2015, kelurahan yang luas wilayahnya sebesar 12, 29% dari luas keseluruhan kecamatan ini, berpenduduk sejumlah 7.103 jiwa, yang terdiri dari 3.452 laki-laki dan 3.651 perempuan. Artinya kelurahan ini memiliki rasio jenis kelamin sebesar 94.57. Jumlah penduduk ini terdiri dari komposisi 1.541 jiwa usia 0-14 tahun, 1.578 jiwa 15-29 tahun, 1.711 jiwa 30-44 tahun, 1.501 jiwa 45-59 tahun dan 782 jiwa 60 tahun ke atas. Pekerjaan warga di bidang pertanian sebanyak 967 jiwa, perkebunan sebanyak 1.051 jiwa, kehutanan (303 jiwa), perikanan dan peternakan (1.383 jiwa), pertambangan (14 jiwa), industri (186 jiwa), perdagangan (154 jiwa) dan sektor jasa sebanyak 90 jiwa.


Jambewangi, Sempu

Pada zaman duhulu sekitar tahun 1930 di Wilayah Kabupaten Banyuwangi bagian barat tepatnya di lereng kaki Gunung Raung sebelah selatan ada sebuah daerah subur yang diberi nama Desa Jambewangi.

Konon nama "Jambewangi" sebelumnya adalah nama sebuah Dusun yang masuk wilayah Desa Sempu, sedangkan nama asal usul "Jambewangi" diambil dari nama Desa asal para pendatang yang pertama kali membuka hutan (babat) di daerah itu untuk kemudian dijadikan sebagai lahan pertanian dan permukiman atau dusun, adapun daerah asal pendatang tersebut adalah Desa Jambewangi, Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar, Proponsi Jawa Timur. Pemberian nama yang sama dengan nama desa asal para pendatang bertujuan agar mereka bisa krasan tinggal di daerah baru tersebut.

Penyebutan "Jambewangi" menjadi nama sebuah Desa berawal ketika Desa Sempu dipecah menjadi dua Desa, di mana Desa pecahannya yang meliputi Dusun Jambewangi, Dusun Tlogosari, Dusun Parastembok, Dusun Panjen dan Dusun Sumberjo memiliki Kepala Desa pertama yang berasal dari Dusun Jambewangi yaitu Bapak Djojo Redjo. Karena Bapak Djojo Redjo berasal dari Dusun Jambewangi, maka masyarakat seringkali menyebut Kades Djojo Redjo dengan sebutan "Lurah Jambewangi", sehingga kemudian sebutan Lurah Jambewangi menjadi akrab di telinga masyarakat dan selanjutnya nama "Jambewangi" digunakan pula untuk menyebut nama desa pecahan dari Desa Sempu tersebut yaitu Desa Jambewangi.

Lambat laun Desa Jambewangi yang pada saat itu masih jarang Penduduknya kemudian menjadi sebuah Desa yang cukup padat Penduduknya hingga kini, terlebih setelah bertahun-tahun sesudahnya banyak berdatangan para pendatang baru terutama yang berasal dari wilayah Jawa Timur bagian Barat seperti Blitar, Ponorogo, Kediri, Malang dan Jember serta dari Wilayah Jawa Tengah seperti Solo dan Jogyakarta ke Desa Jambewangi untuk bertani dengan membuka kembali kawasan hutan di sekitarnya. Dengan demikian, karena mayoritas penduduk Desa Jambewangi banyak berasal dari suku Jawa maka bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Jawa. Demikian asal usul Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, yang bisa digali melalui para sesepuh Desa Jambewangi yang masih hidup dan para tokoh Masyarakat Desa Jambewangi.

Saturday, December 3, 2016

Srono

Srono adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. berbatasan dengan kecamatan muncar , rogojampi , jajag dan singojuruh. Terdapat 10 desa di kecamatan Srono, yaitu: Bagorejo , Kebaman, Kepundungan, Parijatahkulon, Parijatahwetan ,  Rejoagung ,Sukomaju , Sukonatar Sumbersari , dan Wonosobo.

Alamat kantor kecamatan srono adalah Jl. Raya Srono 145, Srono, Banyuwangi. Telp. 0333 - 396245 Fax. 0333 - 396245 Email : kec_srono@banyuwangikab.go.id.


Daftar Desa di Kecamatan Srono
No. Desa Kode Pos Kecamatan Kabupaten Provinsi
1Desa Bagorejo68471SronoBanyuwangiJawa Timur
2Desa Kebaman68471SronoBanyuwangiJawa Timur
3Desa Kepundungan68471SronoBanyuwangiJawa Timur
4Desa Parijatah Kulon68471SronoBanyuwangiJawa Timur
5Desa Parijatah Wetan68471SronoBanyuwangiJawa Timur
6Desa Rejoagung68471SronoBanyuwangiJawa Timur
7Desa Sukomaju68471SronoBanyuwangiJawa Timur
8Desa Sukonatar68471SronoBanyuwangiJawa Timur
9Desa Sumbersari68471SronoBanyuwangiJawa Timur
10Desa Wonosobo68471SronoBanyuwangiJawa Timur
Total desa di Kecamatan Srono = 10

Sempu

Terdapat banyak sekali tempat wisata yang menarik yang berada hampir disetiap wilayah kecamatan di banyuwangi, termasuk yang satu ini yang mungkin kita lupakan, Sempu adalah sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang mana terdapat 7 buah desa di kecamatan Sempu ini, yakni : Gendoh, Temuguruh, Temuasri, Tegalarum, Jambewangi, Karangsari, Sempu.

Kecamatan Sempu dapat diakses melalui jalur kereta api dan Terdapat 2 stasiun di sana, yaitu Stasiun Kalisetail dan Stasiun Temuguruh sementara dengan jalur bus umum bisa dari Terminal Genteng.

Wisata Watu Gedek yang bertempat di Desa Jambewangi Kec.Sempu Banyuwangi, adalah salah satu sumber mata air yang terdapat dari susunan batu-batuan yang menyerupai bentuk anyaman atau dalam bahasa jawa disebut gedek.

Pemerintah sendiri kurang memperhatikan wisata Watu Gedek, terbukti jalan yang dilalui untuk sampai di Watu Gedek sangatlah sulit, selain jalan yang terjal penuh batuan jalan juga rusak parah, batu-batu yang dibiarkan begitu saja juga mulai hilang kenampakan alamnya.

Saat ini kondisi wisata watu gedek sangat lebat ditumbuhi rumput dan ilalang dimana dulunya bersih tidak ada rumput sama sekali tapi sekarang masyarakat sekitar tidak memperhatikan dengan adanya wisata tersebut mungkin karena sudah jarang sekali wisatawan dari lokal maupun luar wilayah untuk berkunjung, sebenarnya jika watu gedek di olah dengan benar akan banyak mendatangkan wisatawan asing.

Genteng

Genteng adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. menurut sejarah ada dua versi yang berkembang dalam penamaan Kecamatan Genteng. dimana versi yang pertama menyebutkan bahwa nama Genteng sendiri berasal dari kata Ganteng yang dulu nama dari seorang Pangeran atau tokoh terkemuka di wilayah itu. Dari cerita yang berkembang, Pangeran Ganteng ini merupakan sosok pahlawan yang gigih mengajak masyarakat waktu itu berperang melawan pemerintah kolonial Belanda pada zaman penjajahan. Gugur dalam suatu peperangan, pengikutnya lantas memakamkan tokoh ini sebuah wilayah yang sekarang dikenal sebagai Dusun Krajan yang berada di Desa Gentengwetan dan hingga sekarang masih bisa ditemui. Karena pengucapannya, akhirnya kata "Ganteng" yang merujuk pada sang Pangeran akhirnya menjadi "Genteng" dan dipergunakan hingga sekarang menjadi nama kota.

Sedang versi yang kedua menyebutkan bahwa nama Genteng dihubungkan dengan keberadaan sentra industri gendeng / genteng (atap rumah yang terbuat dari tanah liat yang di bakar) di daerah tersebut pada masa lalu. Bahkan sampai tahun 1980-an industri genteng ini masih ada dan memiliki pasar di lingkup lokal dan kota – kota lain, dan salah satu pabrik besar yang saat ini masih bisa dilihat walaupun hanya reruntuhan bangunannya adalah Pabrik Genteng Karang Pilang yang letaknya di Jl. KH. Hasyim Asy'ari tepatnya di RW. 12 Dusun Krajan Desa Genteng Wetan.

Dari segi sosial, secara keseluruhan masyarakat Genteng adalah keturunan pelarian dari Mataram, sehingga sampai sekarang bahasa yang dipergunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa Ngoko (Kasar). Sedangkan masyarakat Osing, yang merupakan suku asli Banyuwangi, menempati sebagian besar desa yang berada di sisi timur kecamatan, terutama Kembiritan dan sebagian kecil Desa Genteng Wetan. 

Kecamatan ini memiliki 5 desa, yaitu :

Gentengkulon
Gentengwetan
Kaligondo
Kembiritan
Setail

Banyuanyar

Banyuanyar adalah sebuah nama desa di wilayah Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tidak hanya di banyuwangi banyuanyar atau satu daerah yang bernama atau diberinama banyuanyar juga terdapat dibeberapa tempat seperti solo , pamekasan madura , dan surakarta.

Banyuanyar dalam bahasa banyuwangi kurang lebih berarti adalah air baru atau bisa juga disebut dengan kalibarunya kalibaru. Banyu bisa bermakna air atau sungai maupun kali sedang anyar bermakna baru. jadi banyu anyar juga bisa berarti atau bermakna kalibaru meskipun banyuanyar adalah sebuah lokal area yang ada didaerah dan merupakan bagian dari wilayah kalibaru.

Kode Pos, Desa  Banyuanyar - Kecamatan Kalibaru - Kabupaten Banyuwangi - Jawa Timur adalah 68467,

Air terjun Wonorejo

Air terjun Wonorejo atau Air terjun Tirto Kemanten yang lebih dikenal dengan nama Air terjun Wonorejo karena berdasarkan nama dusunnya, merupakan salah satu kawasan wisata yang berlokasi di Dusun Wonorejo, Kota Kalibaru wetan, Kalibaru, Banyuwangi. Air terjun ini berada di lereng Gunung Raung. Air terjun ini terdiri dua air terjun berukuran hampir sama yang tingginya sekitar 10 meter dan posisinya berdekatan dan hanya dipisahkan oleh batu besar.



Penduduk sekitar menamakan air terjun ini sebagai Tirto Kemanten karena ada dua aliran air yang sepintas mirip jejeran pengantin pria dan wanita. menurut sejarah Air terjun Tirto Kemanten ditemukan oleh Mbah Citro Wardoyo yang membuka lahan alias babad alas dan menjadikan tempat ini sebagai tingkat terakhir dari tujuh air terjun di lereng Gunung Raung jalur Kalibaru, Banyuwangi.

Selain memiliki pemandangan yang asri, wisata air terjun Wonorejo berdekatan dengan perkebunan kopi dan coklat. Jalur perkebunan menuju ke lokasi air terjun cukup terjal dan kurang bagus, terutama di musim hujan. Wisatawan yang menginap di Margo Utomo Resort/Cottage bisa memanfaatkan fasilitas mobil jeep yang disediakan hotel tersebut.

Kalibaru

Kecamatan Kalibaru adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jember yang merupakan jalur pantai selatan pulau jawa yang merupakan satu satunya akses yang menghubungkan kota banyuwangi - jember. Lokasi perbatasan berada di Gunung Gumitir dan ditandai dengan patung penari Gandrung yang bertuliskan Selamat Datang di Banyuwangi, tepatnya sebelum kelokan terakhir sisi timur Jalur Mrawan. Di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Kabupaten Jember, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pesanggaran.


Selain itu, Kecamatan Kalibaru memiliki tempat wisata dan peristirahatan seperti Hotel Margo Utomo, Kalibaru Cottages, Panorama Raung, dan Hotel Jember Asri. Kecamatan Kalibaru juga merupakan wilayah yang banyak memiliki perkebunan kopi karena letaknya yang berada di dataran tinggi. Perkebunan tersebut adalah Perkebunan Malangsari , Glen Falloch dan Watulempit yang tergabung dalam PTPN XII. Perkebunan Nusantara XII (Persero) memiliki tempat wisata perkebunan yang dilengkapi restoran dan taman bermain keluarga. 

Secara administrasi, Kecamatan Kalibaru terbagi menjadi 6 desa. Kecamatan Kalibaru terdiri dari 21 Dusun, 107 Rukun Warga, dan 410 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 61.525 orang. Enam desa di Kecamatan Kalibaru : Banyuanyar Kajarharjo Kalibarukulon Kalibarumanis (Luas 56,06 km²) Kalibaruwetan Kebonrejo (Luas 88,55 km² atau sekitar 21,77% dari luas kecamatan kalibaru)

Distribusi penduduk Kecamatan Kalibaru berdasarkan agama yang dianut menunjukkan bahwa pada tahun 2011, penduduk yang memeluk agama Islam merupakan mayoritas dengan jumlah sebanyak 60.823 orang atau 98,98% dari total penduduk. Pemeluk agama Kristen sebanyak 326 orang atau 0,48%, pemeluk agama Katolik sebanyak 315 orang atau 0,46%, pemeluk agama Hindu sebanyak 61 orang atau 0,08%, dan agama Buddha tidak ada pemeluknya. 

Kecamatan Kalibaru memiliki 373 tempat peribadatan yang terdiri dari Masjid sebanyak 82 buah, Mushola sebanyak 288 buah, Gereja Kristen sebanyak 2 buah, Gereja Katolik tidak ada, Pura sebanyak 1 buah, Vihara tidak ada, dan Klenteng tidak ada. 

Pada tahun 2011, perkembangan pembangunan sektor pariwisata di Kecamatan Kalibaru belum banyak mengalami perubahan yang signifikan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sektor pariwisata di Kecamatan Kalibaru masih mengandalkan objek-objek wisata alam karena keindahannya. Beberapa tempat yang merupakan objek wisata di Kecamatan Kalibaru adalah objek wisata Air terjun Wonorejo dan tour wisata lori di Stasiun Kalibaru yang semuanya terletak dalam wilayah Kalibaru Wetan. 

Karena keindahannya, banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi dan menginap di beberapa hotel yang terdapat di Kecamatan Kalibaru. Kecamatan Kalibaru akan dilewati jika melakukan perjalanan dari Banyuwangi menuju ke Jember, Malang atau Surabaya. Dari arah Kota Banyuwangi Kecamatan Kalibaru akan dilalui setelah Kecamatan Glenmore. Sedangkan dari arah Kabupaten Jember, Kecamatan Kalibaru akan dicapai setelah lepas dari Jalur Mrawan (Gunung Gumitir).